SEHELAI DAUN JATUH

25 April 2008

Oleh : Ahmad Hadian (Ketua DPD PKS Kab. Batu Bara – Sumatera Utara)

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).
(al An’am :59)

Ma’ashirol Muslimin Rahimakumullah,
Pernahkah kita menyempatkan diri menghitung berapa helai daun yang jatuh dari pohon di halaman rumah kita? Ini mungkin terkesan sepele, sama sepelenya dengan arti sehelai daun dalam pandangan kita. Apa pentingnya bertanya seperti itu, dan sejauh apa pentingnya daun-daun pepohonan bagi kita? Di situlah masalahnya. Kita umumnya cenderung mengabaikan hal-hal yang kecil. Pohon rambutan di halaman rumah kita, misalnya, yang selalu kita perhatikan adalah sudahkah tumbuh bunganya ? Buahnya sudah masak atau belum, dan sebagainya. Sedangkan berapa helai daunnya yang jatuh, kita tentu tak pernah menghitungnya?

Namun, tidak demikian halnya dengan Allah SWT. Dalam surat Al-An’aam 59 dikatakan, Dia mengetahui setiap helai daun yang jatuh (wama tasquthu min waraqatin illaa ya’lamuha). Bayangkan, setiap helai daun Allah ketahui dengan pasti. Apa makna dari perbuatan Tuhan ini? Buat apa Tuhan menghitungi daun-daun? Apa Tuhan tidak ada kerjaan sehingga sempat-sempatnya melakukan sesuatu yang menurut pandangan kita sangat sepele itu? Makna ayat ini adalah tamsil, ini bukanlah bahwa Tuhan kurang kerjaan, tetapi bahwa apa-apa yang kita melalaikannya, Dia justru memperhatikannya. Hal-hal yang dalam pandangan kita kecil, sepele, bagi Dia tetap memiliki nilai dan arti.

Pesan pentingnya adalah, Baca entri selengkapnya »


KEPEMIMPINAN dalam PANDANGAN ISLAM

11 April 2008

Saudaraku seiman Rahimakumullah,
Selaku warga bangsa khususnya kita warga provinsi Sumatera Utara, sebentar lagi akan menghadapi sebuah pesta demokrasi yaitu pilgubsu 2008. Melalui kegiatan itu kita akan menentukan kepada siapakah tampuk kepemimpinan di provinsi ini akan kita percayakan. Didalam tashowwur / persepsi Islam, kepemimpinan adalah bagian dari syari’at Islam itu sendiri, karenanya saudaraku kaum muslimin rahimakumullah, selaku ummat Islam yang  percaya kepada syari’at agama nya wajiblah kita semua memiliki pandangan yang serius pula terhadap masalah ini dan hendaknya tidak ada seorangpun dari ummat Islam yang apatis atau masa bodoh terhadap soal kepemimpinan ini. Bahkan semestinya harus dengan sangat antusias menyongsong dan mempersiapkan langkah-langkah dengan perhitungan cermat agar kita bisa menghasilkan kepemimpinan yang baik, kepemimpinan yang sholih, kepemimpinan yang memberikan maslahat dan manfaat bagi seluruh rakyat dan kepemimpinan yang dinaungi Allah swt dengan inayah dan maghfiroh Nya. Jadi untuk itu ada beberapa hal yang harus kita sepakati dalam urusan ini.
Baca entri selengkapnya »


MENDENGAR Tapi Tak MENDENGAR

6 April 2008

Barangkali kita pernah mendapati dalam kehidupan sehari-hari kasus seorang ibu memarahi anaknya yang ketika dipanggil menjawab, “Ya bu,” tapi ia tidak segera datang menghadap sang ibu. Hingga akhirnya si ibu pun berkata, “Kamu ini mendengar apa tidak sih?” Padahal dengan adanya jawab sang anak “Ya bu,” si ibu tentunya sudah paham bahwa anaknya itu mendengar panggilannya. Ataupun ada seorang atasan yang memerintahkan kepada karyawannya untuk melakukan pekerjaan tertentu, lalu dijawab oleh sang karyawan, “Baik pak,” tetapi tugas tersebut tidak segera dilakukan, hingga tak mengherankan jika keluar ungkapan dari sang atasan, “Anda ini mendengar apa tidak?”

Mendengarkan dan Taat
Baca entri selengkapnya »